Basic Geomorphology

Sejarah geomorfologi

Berdasar Worcester (1933):
geomorfologi adalah diskripsi dan penafsiran genetis dari bentuk-bentuk relief bumi. Bisa dikatakan, geomorfologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk relief bumi. Geomorfologi mencakup bentuk-bentuk relief di daratan dan di dasar laut.

Bentuk relief di permukaan bumi berdasarkan besarannya (magnitude): 
1.   Cekungan lautan (oceanic basins) dan paparan continental (continental platforms).
Obyek penyelidikan pada geofisika, geodinamika, dan geologi struktur

2.   Bentuk yang lebih kecil seperti pegunungan, dataran tinggi, dataran pantai (coastal plant), lembah sungai dsb. 
Obyek penyelidikannya pada geomorfologi


Sejarah geomorfologi

Kesalahan-kesalahan yang umumpada waktu itu:
1.  Segala bentuk relief lahirnya secara mendadak (katastrofal).
2.  Sungai-sungai tidak dapat memperoleh airnya dari air hujan saja.

Hal-hal yang sudah diketahui pada waktu itu:
1.  Daya erosi sungai dan bahan yang ditransport sungai akan diendapkan dimuaranya atau dekat
pantai.
2. Turun naiknya permukaan air laut.
3. Ada bagian-bagian yang turun dan ada bagian bagian yang terangkat dari permukaan bumi.

Permulaan timbulnya pemikiran-pemikiran geomorfologi (abad ke-17) James Hutton(1726-1797), mengemukakan prinsip dasar dari uniformitarianism
“…segala proses-proses geomorfologi dan geologi yang berjalan saat ini pada permukaan bumi, 
juga telah berjalan di waktu-waktu yang silam dengan intensitas dan kecepatan yang sama” 
(the present is the key to the past)

Periode sesudah Hutton: 
timbul dua aliran pikiran yang agak berbeda pada bidang geomorfologi (jalan pikiran dan
sumbangannya)
1. Aliran di Eropa oleh Lyell, Agassir, Ramsay, van Richthefen dll.
2. Aliran Amerika oleh Gilbert, Powell, Penck, dan Davis. Terutama Davis yang memberikan dasar dasar geomorfologi dan dipakai sampai sekarang.

Perkembangan geomorfologi dewasa ini
1. Kencenderungan bahwa geomorfologi lebih mendekati geologi dari pada mendekati bidang geografi.
2. Perkembangan geomorfologi regional yang mencoba membagi-bagi benua dalam kesatuan-kesatuan yang mempunyai gejala-gejala geomorfologi dan sejarah geomorfologi yang sama.
3. Aplikasi geomorfologi untuk bidang geologi, airtanah, ilmu tubuh tanah, geologi teknik dsb.
4. Pemakaian hidrodinamika eksperimental untuk menerangkan proses-proses geomorfologi.

DEFINISI GEOMORFOLOGI
1. Studi tentang bentuklahan (Lobeck, 1939).
2. Ilmu pengetahuan tentang bentuklahan (Thornburry, 1954).
3. Studi mengenai bentuklahan, terutama tentang sifat alami, asal mula, proses, perkembangan, dan
komposisi materialnya (Cooke, et al., 1974).
4. Studi yang menguraikan bentuklahan dan proses yang mempengaruhi pembentukannya, serta menyelidiki hubungan timbal balik antara bentuklahan dan proses dalam tatanan keruangannya (van Zuidam, et al., 1979).

DEFINISI GEOMORFOLOGI
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka
geomorfologi adalah:
Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bentuk- lahan sebagai pembentuk muka bumi, baik di atas maupun di bawah muka air laut dan menekankan pada genesis, perkembangan di masa depan dan dalam konteks kelingkungan

Aspek-aspek geomorfologi (cakupan utama di
dalam studi geomorfologi)
1. Studi bentuklahan atau morfologi, mempelajari relief yang terdiri atas:
a. Aspek morfografi : bersifat pemerian suatu daerah, seperti bukit, lembah, gunung, teras, beting/pematang dll.
b.  Aspek morfometri : aspek kuantitatif suatu daerah, seperti lereng, bentuk lereng, relief, beda tinggi, ketinggian, bentuk lembah, tingkat pengikisan. 


2. Studi mengenai morfogenesa, yaitu proses yang mengakibatkan perubahan dan proses terjadinya
bentuklahan. Dibedakan menjadi:
a. Aspek morfo-struktur pasif: meliputi litologi dan berhubungan dengan pelapukan.
b. Aspek morfo-struktur aktif: tenaga endogen, yaitu pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran.
c.  Aspek morfo-dinamik: tenaga eksogen, berhubungan dengan tenaga angin, air, es, gerakan
massa, kegunungapian. 

3.   Studi mengenai geomorfologi yang menekankan pada evolusi pertumbuhan bentuklahan atau morfokronologi, menentukan dan memerikan urutan bentuklahan dan proses yang mempengaruhinya dari segi umur.

4. Studi mengenai hubungan antara bentuklahan dan lingkungan atau morfo-kelingkungan dan morfoasosiasi, seperti hubungan antara bentuklahan dan unsur dari bentuklahan itu sendiri seperti batuan, struktur geologi,  air, tanah, vegetasi, dan penggunaan lahan.

Comments

Popular Posts