Drilling Fluid : Composition of Drilling Mud
Komposisi Lumpur
Pemboran
Pada umumnya
lumpur pemboran itu terbentuk
oleh dua atau tiga macam
zat. Yaitu padatan, cairan - air dan/atau
minyak dimana satu atau dua zat itu akan terdispersi
kedalam zat yang lain. Kebanyakn lumpur pemboran
dibentuk
oleh
suatu
padatan
yang tersuspensi atau terdispersi kedalam
air atau suatu emulsi minyak
kedalam air. Padatan dapat terdiri
dari
bermacam
-
macam
bahan,
diantaranya:
clay komersial (bentonite ), bahan - bahan
pemberat dan juga zat padatan inert seperti bahan
- bahan pencegah hilang sirkulasi, serbuk
bor dan lain- lain.
Oleh karena itu diperlukan pengendalian macam dan jumlah yang diperbolehkan dalam suatu system lumpur
yang sebaik - baiknya.
Clay
- Komersial Dan Alami
Suatu padatan inorganic clan berukuran kalloiclal, disebut sebagai Clay.
Padatan ini bisa berasal dari suatu clay
komersial yang
sengaja ditambahkan untuk membuang lumpur atau bisa juga berasal dari formasi
pemboran yang tercampur didalam lumpur. Seperti cliketahui bahwa
sifat -
sifat aliran dan banyaknya air tapisan
sangat dipengaruhi oleh
banyaknya padatan, ukuranya, kemampuan terhidrat dan sebagainya, maka dalam
hal
ini pengetahuan tentang clay chemistry
akan
sangat
berguna bagi teknisi - teknisi yang mengelola lumpur pemboran.
Shale adalah suatu batuan
yang
terbentuk
oleh
mineral
clay
dan silt. Mineral - mineral clay
tersebut terutama terdiri dari illite, chlorite,
montmorillonite, koolinite dan campuran lapisan - lapisan chlorite clan illite.
Adanya perbedaan mineral
pada clay tersebut
karena adanya perbedaan struktur pembentukannya yaitu ada yang
terbentuk dari silica
tetrahedran, dan aluminia octahedron.
Dari perbedaan struktur pembentukannya dan pengaruh ion
- ion yang ikut membentuk
strukutur
mineral
clay tersebut, maka lalu ada jenis -
jenis clay yang akan mengembang bila
terhidrat (menyerap air)
dan
ada jenis
yang
tidak mengembang sama sekali, misalnya koolinite, dia tidak bisa mengembang
didalam
air, Illite dan chorite hanya
menunjukkan pengembangan yang
kecil
sekali. Sedangkan montmorillonite dapat mengembang beberapa kali lebih besar dari bentuk
asalnya. Walaupun montmorillonite punya
struktur
dasar
yang
sama dengan illite, tetapi kation - kation yang terikat secara ikatan electrostatic pada mineral
tersebut
akan terlepas bila menyerap air, menyebabkan pengembangan dari struktur
mineral tersebut.
Dalam keadaan kering, batuan
bentonite
(montmorillonite) tersusun atas 3 lapisan kristali dimana jarak antara ketiga
lapisan tersebut hanya sebesar diameter
ion - ion pengikat yang
ada ditiap
permukaannya. Apabila ada air (H20) maka air tersebut
akan meresap diantara lapisan -
lapisan kristal tersebut
secara kapiler. Karena adanya
daya tarik ikatan hydrogen
antara silica dan H20. dan setelah cukup air
yang meresap, maka basic kation itu akan terlepas
secara electrostatic dari ikatannya dengan
silica.
Derajat pelepasan kation sodium
(Nal diketahui lebih
besar
dari
kation
calcium (Ca).
Muatan listrik yang sama antara
kation - kation tersebut menyebabkan adanya tenaga tolak antar lapisan. Dan hal tersebut
terjadi
pula antara
lapisan silica dengan
permukaan lapisan kristalite yang
berdekatan. Dengan adanya tenaga tolak tersebut
mengakibatkan makin banyaknya air yang
menyusup diantara lapisan Kristal
clay
tersebut, dan
akan memberikan kesempatan pada
kation ~ kation yang memisahkan
diri itu untuk mencapai kedudukan keseimbangan sehingga memungkinkan clay untuk "menyerap"
air beberapa
kali lebih besar dari beratnya
sendiri.
Bisa dikatakan bahwa pengembangan kristalite - kristalite itu bisa mencapai
beberapa Angstrom. 1A0 = 1 x 10·10 meter.
Derajat pengembangan dari
clay dipengaruhi beberapa factor, antara lain:
Adanya
electrolyte yang
cukup
banyak
terdapat di
dalam
air
yang menghalangi pelepasan kation
- kation dari permukaan silica,
sehingga menyebabkan daya
kembang mengecil. (Cr dan lain -
lain). Adanya pertukaran kation
-
kation
didalam kristal tersebut karena
reaksi
kimia, bisa menyebabkan daya
kembang yang mengecil. (Ca+, Na+)
- Adanya lapisan
film
yang
terserap diantara permukaan kristalite,
misalnya
lapisan film lignosulfonate; dapat menghalangi peresapan air kedalam lapisan
- Lapisan kristalite yang menyebabkan daya kembangnya mengecil.
Montmorinollite asli/asal biasanya ditemukan
pada batuan sedimen dalam keadaan keseimbangan denga air tanah yang banyak mengandung garam -
garaman. Adanya reaksi antara kation
dan electrolyte dari
garam - garam tersebut menyebabkan daya kembangnya lebih kecil dibanding dengan clay komersial
(wyoming bentonite)
Shale yang banyak mengandung clay adalah sangat sensitive
bila terkena clay dari lumpur clan terdisperse kedalam lumpur sehingga
mengakibatkan tingginya kandungan padatan
didalam
lumpur dan menyebabkan kekentalan bertambah.
Kejadian ini tidak selalu berhubungan dengan peristiwa pengembangan dari clay, tapi lebih
dikarenakan oleh kerapuhan
ikatan - ikatan
didalam shale itu sendiri.
Untuk kejadian tersebut beberapa cara perlindungan dapat dilakukan, misalnya dengan bermacam - macam lumpur inhibitive, lumpur minyak dan sebagainya.
Pada lapisan - lapisan shale yang lebih tua, peristiwa disperse ini lebih sedikit, tapi akan menyebabkan permasalahan yang lain,
misalnya, shale yang
rontok menyebabkan pembesaran
lubang, hole fill pada waktu tripping
dan sebagainya.
Pada shale jenis ini, biasanya
mengandung mineral
- mineral illitic - chlorotic yang tidak
mengembang, tetapi
akan terpisah dan rontok bila terhidrasi oleh air, akibat dari gerakan - gerakan
pahat dan
rangkaian pipa (mechanical) atau juga akibat
tekanan pompa yang terlalu
besar yang menyebabkan aliran turbulen.
Bentonite
yang digunakan didalam proses pengeboran
adalah clay komersial
yang mempunyai kemampuan
untuk
memberikan kekentalan dan menyangga bahan - bahan pemberat.
Bentonite
komersial harus
memenuhi standar
API
yaitu
memberikan apparent
viskositas paling tidak sebesar
15 cp bila 22.5 lb/BBL atau 64.5 kg/rn'
bentonite
diaduk kedalam air suling.
Padatan - Inert
Yang dimaksud padatan inert adalah semua
padatan yang tidak ikut
bereaksi atau terdispersi dengan bagian cairan dari lumpur.
Misalnya: barite, pasir, silt, beberapa jenis shale yang tidak.reaktif
bahan
- bahan
penahan lost sirkulasi
dan juga bahan - bahan yang ditambahkan sebagai
tambahan pelumasan dan sebagainya.
Walaupun bahan - bahan
tersebut tidak berpengaruh langsung terhadap lumpur
tetapi dalam jumlah
yang berlebihan akan memberikan persoalan tersendiri
terhadap pekerj aan pengeboran.
Barite yang digunakan sebagai bahan pemberat juga harus memenuhi persyaratan standart API
yaitu
harus mempunyai berat
jenis minimum 4.2
gr/cm", dan penambahan bahan tersebut terbatas sampai berat tertentu
yang dikehendaki, jadi jumlahnya sudah
dapat
diperkirakan. Maka
yang
harus
diperhatikan adalah pengendalian kandungan
padatan inert lainnya
yaitu pasir, silt maupun srbuk bor baik secara pengenceran artinya menambah jumlah bagian cairan maupun dengan cara - cara
mekanikal.
Sebab
seperti teah dibicarakan diatas bahwa
kandungan
bahan
- bahan inert yang berlebihan
akan mneyebabkan
kekentalan lumpur, yang mana akan
membutuhkan biaya yang besar untuk memperbaikinya.
Lihat Juga
Comments
Post a Comment